Rabu, 31 Juli 2013

Ulasan CashUnite

Sebuah cara baru yang revolusioner untuk mendapatkan uang dari setiap jaringan sosial dan penyedia layanan email di dunia!....

CashUnite: sebuah Perusahaan Online Baru
Membuat uang dengan mudah adalah salah satu topik pencarian paling populer di internet.Setelah semua, orang akan senang untuk mendapatkan penghasilan dengan usaha sesedikit mungkin dan dengan jumlah maksimum pendapatan. Kas Unite adalah sebuah perusahaan baru yang menjanjikan bahwa Anda dapat menghasilkan pendapatan dengan media sosial.

CashUnite dipicu dari ide pada tahun 2010 oleh sebuah kelompok kecil tetapi penuh gairah muda, berpikir ke depan pengusaha teknologi. Visi mereka adalah untuk menggunakan teknologi yang paling canggih tersedia untuk membuat, cara mudah dan cepat elegan bernuansa modern bagi orang untuk bertemu orang baru dari seluruh dunia dan mendapatkan uang melakukannya.

Unik Peer-to-Peer Sosial Profit Share Sistem kami adalah yang pertama dari jenisnya dan akan mengubah cara kita menggunakan Facebook, Twitter, Youtube, Linkedin, Myspace, Google + dan 100 situs sosial online lainnya SELAMANYA!

Kami telah mengembangkan hubungan strategis 1-2-1 dengan semua situs jaringan sosial populer di dunia, yang untuk pertama kalinya, berarti bahwa Anda dapat berinteraksi dengan teman dan keluarga & memperoleh membuka tutup bulanan sisa pendapatan, setiap kali Anda bersosialisasi!

CashUnite akan merevolusi cara kita jaringan online sosial selamanya.


Untuk Daftar Klik ---->  www.cashunite.com

Selasa, 28 Februari 2012

Menaklukan Gunung Klabat


Laporan Perjalanan Gunung Klabat 1990 mdpl
Oleh: Viando Manarisip



Menaklukan Gunung Klabat

Seperti biasanya salah satu syarat untuk menjadi Anggota Penuh MPA (Mahasiswa Pencinta Alam) ARTSAS, anggota muda harus mengadakan pendakian sekurang-kurangnya 3 gunung dengan Laporan Perjalanan. Dan saat ini yang akan kami taklukkan adalah dataran tertinggi di Sulawesi Utara tepatnya Gunung Klabat dengan ketinggiannya 1990 mdpl.

Ini adalah pendakian Gunung Klabat yang ke-2 kalinya setelah gagal pada pendakian pertama.
sebelumnya awal Januari 2011 adalah pendakian pertama yang dipimpin oleh mentor kami Amir Sani ART2002N (almarhum) dengan membawa 4 Anggota Muda yaitu Indra Langi, Robin Djambudjai, Leo Topuh ART2202Z (almarhum) dan Ardi Talolang. Ketika pendakian pertama ini saya tidak ikut karna kondisi tubuh kurang sehat.
mereka gagal menaklukan pendakian ini karena Robin yang badannya kurang sehat memaksakan perjalanan ini dan akhirnya sakit di tengah jalan saat menuju Pos 1, dengan kondisi yang sekarat akhirnya tim memutuskan untuk pulang dan perjalanan pun dibatalkan sampai seluruh anggota benar-benar Fit.

Memories

Waktupun berlalu, tragedi kecelakaan yang menewaskan 2 anggota MPA ARTSAS (Senior kita Alveno Sani dan Anggota Muda Leo Topuh) begitu memberi duka yang mendalam bagi kami keluarga besar MPA ARTSAS. Hanya tangisan dan kesedihan mewarnai wajah kami saat kehilangan 2 anggota yang sangat kami cintai.
Setelah beberapa minggu tragedi itu kami Anggota Muda melanjutkan misi untuk menaklukan gunung Klabat. Kali ini kami dipimpin langsung oleh Senior kita Vially Somba ART200 N dengan membawa anggota muda yaitu Saya Viando Manarisip, Robin, Ardy dan Indra dan teman yang saya bawah “Ricky Mantiri/Iki” (Tamu).

“APRIL MOB” itulah hari yang kami pilih, tepatnya Jumat 1 April 2011 adalah hari yang cerah untuk mengadakan perjalanan ke Gunung Klabat. Pagi hari pukul 07:00 Saya mulai mem-Packing barang bersama teman saya dan berangkat dari rumah ke Kairagi terus menumpang Mobil Truk omprengan ke Airmadidi. Dalam rencana kami bertemu nanti di Pos Polisi Airmadidi sekalian meminta ijin untuk mengadakan Penggembaraan yang ke-3 kami di gunung Klabat.
Karena menunggu teman-teman anggota datang saya dan Iki mampir di secretariat KPA Adventure yang tak jauh dari Pos Polisi. Hampir 2 jam menunggu rasa bosan pun datang dan pikiran negative datang menghiasi kepala ini. Karena April Mob saya pikir mereka akan mengerjai saya dengan janjian di Airmadidi hanyalah sebuah lelucon di awal April.  Lama menunggu akhirnya Vially,Robin,Ardy, dan Indra datang menghampiri kami. “dengan senang saya berkata April Mob tak ada Tahun ini” .

START

Dengan perbedaan latar belakang  kami 4 orang Anggota muda bersama 1 orang tamu dipimpin langsung oleh 1 senior memulai perjalanan dengan membuka doa di bawah kaki gunung tempat start ke Pos 1. Tepatnya Pukul 11:00 kami tim pengembaraan memulai perjalanan ke pos 1, cuaca saat itu begitu panas, matahari yang terasa dekat dan tak ada angin yang menyejukkan badan kita. Perjalanan saat itu kami isi dengan penuh canda dan tawa. dalam perjalanan ke Pos 1 kami berjalan dengan tempo yang cepat dengan target tiba di POS 6 sebelum sang surya tenggelam. Sedikit masalah yang kami hadapi saat perjalanan ke pos 1 dikarenakan rute jalan menuju Pos 1 begitu banyak jalan setapak yang membingungkan tapi kami tiba di pos 1 dengan waktu yg cepat. “yah masih ada 5 POS lagi yang ada di depan kita” kata saya dengan penuh semangat. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Pos 2 Sambil duduk sejenak kami mengambil gambar untuk dokumentasi angkatan kami. Setelah selesai kami melajutkan perjalanan ke Pos 2 tanpa Istirahat.

50ͦ-60ͦ ,yah sekiranya begitulah trek menuju Pos 2. Jalannya mendaki sekali dan tertutup. Berbeda dengan gunung Soputan yang landai dan terbuka saat menuju basecamp (Ikut dari desa Tour eke Basecamp 1)  Dalam perjalanan kami menyusuri hutan lebat dengan jalannya yang terjal serta beban berat dalam carrier  membuat langkah demi langkah kami semakin pelan dan tenggorokan pun terasa cepat kering dan  membuang tenaga.

Sedikit demi sedikit kami harus menghemat air mineral, karena sepanjang perjalanan hanya ada air alam di Pos 2. kurang lebih  2 Jam untuk menghabiskan perjalanan untuk sampai ke pos 2. pendakian kami menguras banyak tenaga,karna kami melakukan perjalanan di siang hari yang Panas apalagi rute menuju ke pos 2 begitu terjal.

Dari Pos 1 ke Pos 2 adalah jalur yang paling panjag, saat perjalanan ini munculah pertanyaan seperti ini; “masih jauh lei tu Pos 2?”. setiap pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Klabat selalu menanyakan pertanyaan seperti ini: woy masih jauh lei?  So dekat tu POS 2? Dan jawabannya: sudah,so dekat skali/30 meter lei sampe (Padahal masih jauh). Tim kami terdiri dari 6 orang, sebelumnya dari 6 orang ini yang pernah mentapakan kaki di puncak Klabat adalah Saya,Vially dan Teman saya Iki. Kalau Robin,Ardy, Dan Indra adalah yang pertama kali ini untuk misi ke puncak Klabat. Sebelumnya mereka harus menghentikan perjalanan saat menuju Pos 1 karena kondisi tubuh Robin yang kuran sehat.

Pulihkan Tenaga

Suhu cuaca pun berubah, udara terasa lebih segar. Langkah kami semakin cepat dan didepan mata terlihat Pohon besar yang melintang di depan kami serta adanya Camping Site. Yah, inilah POS 2. kami begitu kelelahan dan beristirahat ±15mnt untuk memulihkan tenaga yang telah terkuras. Sebelum melanjutkan perjalanan kami menyiapkan beberapa botol kosong dan veldfles  untuk di isi air buat perjalanan nanti. Oh ya air  yang ada di pos 2 bukanlah mata air melainkan air Hujan yang sudah berwarna kuning karena tertampung di atas batu yang di hiasi kecebong, mau tak mau dari pada siksa karena Dehidrasi.
Mengingat waktu kita harus tiba di Pos 6 sebelum matahari tenggelam, jadi tak ada makan siang saat itu, hanya Biskuit Gula yang melapisi perut, yah tak apalah… setidaknya ada kalori yang masuk ke perut kami.

Mengejar Waktu

Berbicara waktu kami melanjutkan perjalanan dari pos 2,3,dan 4 tanpa istirahat.  Jalur pendakian begitu terjal, langkah demi langkah terasa berat dan medan yang berat memaksa kita panjat di bebatuan dan akar pohon yang tua, serta banyaknya pohon tumbang saat menuju POS 3 dan 4, walaupun demikian kami tidak menyerah untuk pendakian gunung ini. Semangat kami lebih besar untuk ke puncak gunung. Lagi-lagi di perjalanan muncul pertanyaan “ apa masih jauh lagi perjalanan ini?..”

Satu per satu kami tiba di Pos 4, karna saat menuju Pos 4 kita harus menjaga jarak soalnya jalur yang dilalui sedikit panjat di atas medan yang berakar dan bebatuan. Seingat saya Pos 4 terlihat begitu berbeda dari pada sebelumnya. Banyak pohon tumbang serta jalanan yang tertutup. Memang saat itu cuaca berubah saat menuju Pos 4 angin yang bertiup cukup kuat dan awan gelap pun menutupi matahari yang cerah. Suasana saat itu sangat tidak ideal. Lapar,lelah, dan haus membuat kita sangat peka dan muda tersinggung. Walaupun disiplin MAPALA kuat tapi dalam perjalanan ini kadang-kadang terjadi sikap yang tidak disiplin juga.

±10mnt kita beristirahat untuk pengambilan gambar di tiap-tiap Pos. setelah itu kami lanjutkan ke Pos 5. Selama perjalanan ke Pos 5 kami melintasi dan merayapi beberapa pohon tumbang serta memanjat akar-akar pohon yang sudah tua, tambah lagi begitu banyak Pos bayangan yang membuat kita banyak beristirahat untuk memulihkan tenaga. Cuaca saat itu berubah begitu cepat. Hujan rintik-rintik bersama kabut tipis mulai menghadang kami. Jas Hujan langsung kita keluarkan.

Pukul 4:35 sore hari, kami tiba di Pos 5 dengan suhu yag semakin dingin, tambah lagi baju kami sudah basah kuyut tercampur keringat dan air hujan. Kami melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat, karna harus tiba di Pos  sebelum gelap. Rute perjalanan ke Pos 6 semakin sulit, jalanan sempit dan terjal serta mengalirkan air dari atas, karna saat itu hujan dan berangin. Disinilah mental dan fisik kami di uji. Langkah yang berat dengan beban dibalik punggung kita memaksakan jalan dengan merayap di bebatuan dan akar pohon yang berlumut.

Bermalam

            Perjalanan dengan pemandangan pohon-pohon yang dilapisi lumut tebal menandakan bahwa Pos 6 hampir di depan mata. Untung saja kita sampai seperti yang diharapkan, tepatnya pukul 05:45 akhirnya Basecamp Pos 6 sudah di depan mata. Dengan berbagai keputusan kita akan bermalam disini, karena jarak untuk mangambil air lebih dekat dari pada bermalam di puncak. Vially pun langsung membagi tugas. Saya bersama Ardy mengumpulkan botol-botol dan Gelon untuk pergi mengambil air dan lainnya mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam. Saat haripun gelap kami menyiapkan makan malam berupa makanan Polisi (Nasi goreng daging) dan Minuman The Hangat dengan berbagai rasa. Akhirnya kalori kamipun bertambah.

            Setelah makan malam dengan sebatang rokok di tangan kami mulai canda-tawa dan saling berbagi cerita tentang masa lalu dan menyusun rencana esok hari. Yah… Satu untuk semua!... begitulah kira-kira saat itu. 1 tenda untuk berenam, kami menghabiskan waktu istirahat kami dengan penuh cerita-cerita kenangan saat ke-2 anggota kita Almarhum Amir dan Leo masih bersama kami.

            Biasanya Gunung Klabat adalah salah 1 Favorit para Pendaki, memang saat itu di Pos 6 sangat Sunyi. Kami ber-enam adalah penghuni Klabat saat itu. Tak tahu mengapa, mungkin saja pendaki lain akan tiba sebentar malam atau pagi nanti. Karena Gunung Klabat lebih terasa Adventure-nya kalau pendakian di malam hari. Karena esok pagi kita masi ada jadwal ke Puncak untuk pengambilan Dokumentasi maka kami harus tidur cepat dan memulihkan tenaga untuk esok hari.

            Udara malam itu begitu dingin, Angin yang kuat serta hujan rintik-rintik terasa membungkus tubuh kami yang hangat menjadi dingin. Sleeping Bed yang hanya dibawah 3 kami bagi untuk di pakai bersama. Kira-kira pukul 3 pagi Robin dan saya terbangun karena dingin saat itu tidak bisa kami tahan. Tambah lagi kami di landa hujan yang begitu keras dan angin yang kencang, sampai-sampai tenda yang kami dirikan kebocoran air dan hampir roboh, karena kuatnya angin di pagi itu membuat kita susah tidur karena kedinginan. Akhirnya saya dan Robin memutuskan untuk memperbaiki tenda yang sudah ambruk.

Tidur/bangun,tidur/bangun yah begitulah tak terasa sampai pukul 06:30 Pagi, cuaca sudah sedikit cerah, nah udara yang dingin di pagi hari ini memaksa kami bangun dan beraktivitas di pagi hari. Teh Hangat… tepat sekali untuk menghangatkan badan yang beku setelah 1 malam tidur di depan kulkas… (begitulah istilahnya).

Pergi Ke Puncak

Kira-kira pukul 09:30 pagi, cuaca saat itu berubah lagi, kabut tebal menutupi Pos 6 dan badai hujan dengan suara angin seperti pesawat mau mendarat menggambarkan suasana saat itu.  tak terpikirkan sebelumnya dan tidak kami harapkan bahwa cuaca yang kami hadapi sangat buruk, kami mengahadapi badai yang begitu keras yang selama ini tidak pernah terduga sebelumnya, misi ini belum selesai dan badai di pos 6 tidak mengahalangi kami ke puncak 1 untuk pengambilan data di pemandangan.

sebelumnya kami menyiapkan diri ke Puncak 1 Klabat, kami anggota muda diberi ganjaran dengan membayar Set  (1 set 10x Push Up),  ada yang membayar 5,7, sampai 9 set. Itu karena melawan senior. Yah anggap saja pemanasanlah sebelum lanjut puncak 1.

Pukul 10:00 pagi, kami sampai di Puncak 1 dengan Hujan Badai yang Keras serta Kabut tipis yang menyentuh tubuh kami memaksa kami untuk tidak bertahan di puncak 1. Pemandangan yang tertutup kabut dan angin keras membuat kami kecewa.

Badai makin keras,dan kami tetap berniat ke puncak 1, tibanya di puncak pukul 10:00 pagi, suasana berubah lebih dahsyat dari yang kami bayangkan. Badai makin keras dan kabut menutupi pandangan kami ke segala arah. Tak ada pemandangan yang kami dapat di puncak 1, yang ada hanyalah kabut dan hujan yang begitu deras yang membasahi tubuh kami dan suhu yang begitu dingin. Mau tak mau kita mengambil foto di pemadangan yang tidak ada pemandangannya, yah untuk dokumentasi nanti. Hanya 20 menit kami di puncak 1 dan langsung kembali ke Camping Site kami.

Preparing and Back Home

Saat tiba di Camping Site  kami memutuskan untuk memasak dan mem-Packing  barang-barang bawaan kami untuk pulang. Tugaspun dibagi oleh Senior kita, beberapa orang mengambil air dan membuat makanan, dan lainnya mem-packing  semua peralatan tim dan pribadi.

Para pendaki dengan ponco warna-warni siap menuruni gunung Klabat. Dalam perjalanan kami pulang,  jalur yang kami lalui saat kami naik ke Pos 6 berubah drastis, begitu banyak pohon-pohon yang tumbang karena badai semalam dan ada bunyi-bunyi pohon berbenturan. Serta bunyi angin yang mirip dengan bunyi pesawat mau mendarat.  Dalam perjalanan turun ke Pos 5 jalurnya lebih sulit, jalan yang begitu licin membuat kami berhati-hati saat menuruni bebatuan berlumut dan dialiri air. Saat menuju Pos 5 kami bertemu dengan beberapa pendaki yang akan ke Pos 6, kami saling tegur-sapa dan berbagi cerita, mereka berkata bahwa jalan dari Pos 1 ke 5 sudah banyak Pohon yang roboh serta tanahnya licin dan lembek karena hujan. Dan kami juga mengingatkan mereka untuk berhati-hati saat menuju Pos 6 dan di Puncak 1. Cuaca di atas puncak begitu Extream. yah begitu kira-kira.

Saat kami tiba di Pos 5 ada juga beberapa pendaki yang memutuskan untuk bermalam di Pos 5 karena cuaca yang buruk membuat mereka tak bisa lanjut ke Pos 6. Langkah demi langkah kami menuruni Tangga Hellicopter  (julukan trek saat menuju Pos 4 dan 5) saat di menuruni Pos 4 kami bertemu dengan beberapa anggota Tentara dengan seragam dibadan dan satunya menggunakan Ransel TNI. Dan kami saling member sapa.

Sambil mengejar waktu, kami harus tiba di kampong Airmadidi sebelum matahari tenggelam, kami memanfaatkan terang matahari agar memudahkan perjalanan kami ke bawah. Kira-kira jam 3 lewat kami berada di Pos 2 dan langsung melanjutkan ke Pos 1. Sebelumnya saat tiba di Pos 2 cuaca disini berbeda dengan di Pos 4,5,6 yang begitu extream.  Akhirnya setelah melintasi hutan yang lebat kami tiba di bawah kaki Gunung dan langsung menuju kampung untuk beristirahat sejenak melepas beban. Perjalanan menuruni Gunung Klabat begitu menguras tenaga.seperti biasanya, para pendaki yang mendaki gunung Klabat selalu membawa oleh-oleh. Yaitu Supi  alias Asam Urat  yang terasa kaki begitu longgar, sulit untuk berjalan. Yah paling lama bisa 1 minggu baru sembuh, klo yang sudah biasa mendaki gunung Klabat biasanya 3 hari sudah sembuh.

Perjalanan ini kami akhiri di rumah kami yang tercinta yaitu sekretariat MPA Artsas. misi dalam pengembaraan Anggota Muda pun berakhir tidak kurang suatu apapun dalam perjalanan ini, kami ucapkan banyak terimah kasih pada mentor kami Sdr Vially Somba yang telah menemani kami dalam perjalanan ke Gunung Klabat.

Data Untuk Gunung Klabat
·         Gunung yang terletak di Minahasa Utara ini adalah gunung tertinggi di Sulawesi Utara, dengan ketinggian mencapai 1990 mdpl serta jalur pendakian yang terjang ini menjadi salah satu gunung yang ekstrim untuk didaki. 
·         Kaki gunung yang dipenuhi dengan pohon kelapa dan perkebunan penduduk setempat. 

Flora dan Fauna
·         Terdapat tanaman keras perkebunan antara lain Kelapa, pala dan cengkeh. 
·         Kelebatan hutan mulai dari ketinggian 300 mdpl sampai pada puncak gunung dengan berbagai jenis kayu yang berkualitas baik antara lain; Ebony (Kayu Hitam), Kayu Besi, Kayu Linggua, Kayu Cempaka, Kayu nantu, Kayu Gopasa, Kayu Meranti, juga terdapat Rotan dan berbagai Jenis Dammar. 
·         Babi Hutan, Burung Maleo, Burung Taong, Burung Elang, Kera mini (Tarsius Spectrum). 


Minggu, 22 Agustus 2010

Adventure Part 4 in Mount Soputan

Trip to Mount Soputan in the framework of the Indonesian independence - 65 years


Soputan volcano (1783 meters), located in Southeast Minahasa District (Partner) and Minahasa is frequently encountered by local and long distance hikers.
August 17, 2010 is the day that the independence of Indonesia 65. Soputan is today one of the places used as locations for the Flag Ceremony of nature lovers in Indonesia.

Mount Soputan - This photo was taken from the scene Soputan


mountain last erupted in 2008 and is still often seen by climbers, for the location of his camp is very strategic. and we are spoiled with the pine forest.

Soputan dead crater


Soputan for mountain climbing, we can only climb to the top of the Soputan, in recent years was no longer one who can step on top of a large Soputan.
Mount Soputan
Keep and preserve our natural


Interest immortality (edelweis) is one flower that is often in the rush of travelers, thus increasing interest in Soputan abate. so I hope for the climbers as well as their guests to be able to preserve this flower.

Edelweis Soputan


edelweis this one left over from the thousands of flowers in Soputan edelweis.

Eternity Flowers growing in the foot of Mount Soputan

Total Tayangan Halaman